Menulis Semudah Ceplok Telur

 


Menulis Semudah Ceplok Telur

 

Masakan yang paling mudah untuk dibuat adalah ceplok telur. Ketika buru-buru mau berangkat kerja pagi hari, ya ceplok telur. Capek pulang kerja, ya ceplok telur. Lapar tengah malam ya, ceplok telur. Segitu mudahnya sehingga menjadi alternative. Namun jika menulis semudah ceplok telur? Apa iya?

Banyak quote yang selalu memberikan motivasi kita untuk dapat menulis. “Kalau kau bukan anak raja dan bukan anak ulama besar, maka menulislah” (Imam Ghozali). Mengapa harus demikian? Jika kita anak seorang raja maka nama kita akan selalu ada dalam sejarah, menjadi buah bibir, diceritakan secara turun temurun bahkan dituliskan pada sebuah buku sehingga sampai kapanpun akan tetap dikenang. Nah, coba renungkan! Siapakah dirimu?

Bagi umat Islam perintah menulis terdapat pada hadist dan Ayat Alqur’an. Hal ini sudah jelas, kita kita mau menjadi bagian dari sejarah ilmu pengetahuan maka menulislah. Ilmu pengetahuan ini suatu saat akan punah jika sudah tidak ada lagi orang yang mau menulis. Dengan menulis semuanya akan abadi, ilmu pengetahuan akan tetap dapat dipelajari oleh anak cucu dan kemudian akan dikembangkan demikian juga nama penulisnya, akan selamanya dikenang.

Ada buku yang sangat mengispirasi, yaitu “Kisah Sebatang Pensil” makna yang sangat dalam tentang bagaimana harus menulis.

1. Pensil digerakan oleh tangan manusia

            Ketika menulis tangan manusialah yang bergerak namun sesungguhnya, tangan itu digerakan oleh sang maha kuasa. Semua yang kita tulis DIA-lah yang meletakkan dalam pikiran manusia. Agar tulisan yang dihasilkan menjadi ilmu yang bermanfaat maka seharusnya sebelum menulis berdo”alah kepada sang Maha Kuasa, agar diberi kekuatan untuk menghasilkan tulisan yang baik  dapat bermanfaat bagi orang banyak. Dan menulislah dengan hati agar apa yang disampaikan akan sampai dengan baik kepada pembaca.

2. Ketika pensil tumpul kita perlu meruncingakannya

            Pada saat menulis kita akan banyak mengalami kendala. Apa lagi bagi penulis pemula. Jika pikiran sumpek, susah dapat inspirasi maka pikiran perlu diistirahatkan. Kemudian pertajam pikiran dengan dengan banyak membaca buku.

3. Penghapus berfunsi untuk menghapus kesalahan pada tulisan

            Ketika menulis pasti selalu ada kesalahan, baik kesalahan huruf, tanda baca, alur atau apa saja. Ketika ada kesalahan maka perlu kita untuk memperbaiki. Namun pada saat menulis kita harus focus dulu untuk terus menulis persoalan menperbaiki pada saat tulisan sudah selesai. Karena jika menulis sambil mengedit maka tulisan itu tidak akan pernah selesai.

4. Pensil yang digunakan adalah bagian dalamnya.

            Ketika kita menulis, libatkan hati. Dengan melibatkan hati akan menghasilkan tulisn yang luar biasa. Jika menulis dengan hati maka apa yang kita tulis akan sampai ke hati para pembaca. Menulis dengan hati artinya  ada niat yang tulus untuk menyampaikan hal-hal yang baik, sehingga dapat merubah pembaca menjadi lebih baik.

5. Setiap tulisan aka nada dampaknya

            Kita harus belajar dari pensil. Pensil selalu meninggalkan goresan. Demikian juga dengan tulisan yang kita hasilkan. Menulislah dengan memberikan dampak baik bagi pembaca. Dengan tulisan kita dapat merubah hatiorang lain.

            Di akhir tulisan ini ada beberapa motivasi yang sangat baik untuk dibaca. “ Mulailah dengan  menulis hal-hal yang kau ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri” Menulislah setiap hari dan rasakan apa yang terjadi. Tetap semanagat dan salam Literasi !

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ide Menulis Bagi Guru

Semesta Bertasbih